“Rasanya keren banget bisa baca puisi Sapardi di tempat bersejarah seperti Malioboro. Jadi makin cinta sama puisi,” ujarnya dengan antusias.
Kegiatan ini juga menarik perhatian rombongan wisatawan pelajar dari SMK As-Shofa Tasikmalaya yang turut serta membaca puisi di sore itu.
Setiap peserta yang tampil juga menerima hadiah buku dan uang sebagai apresiasi. Kegiatan ini tak hanya berlangsung di Malioboro, namun dokumentasinya akan ditayangkan di media sosial FSY, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, serta akun peserta terpilih, sehingga harapannya dapat menjangkau publik yang lebih luas.
Di akhir acara, Sukma menuturkan bahwa Berkonten Sastra menjadi pengalaman yang mengesankan.
“Melihat bagaimana sastra bisa menghubungkan orang-orang dari berbagai latar, entah itu pelajar atau tukang becak, menjadi bukti bahwa sastra bisa hidup di hati masyarakat. Malioboro benar-benar menjadi saksi bahwa Jogja masih memiliki semangat berkarya dan berpuisi,” katanya.
Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Ismawati Retno, berharap program ini bisa lebih mendekatkan sastra kepada masyarakat luas.
“Kami ingin Yogyakarta tetap dikenal sebagai kota yang mencintai dan merawat sastra, baik di panggung maupun dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.