“Kalau penulis merasa produktivitas dan kepercayaan dirinya meningkat meski melalui sistem berbayar, itu tidak masalah. Namun, penerbit juga harus memastikan tidak ada pihak yang dirugikan,” ujarnya.
Christina M. Udiani menambahkan, pertumbuhan jumlah penulis merupakan hal positif bagi ekosistem literasi.
“Semakin banyak penulis, semakin baik untuk industri ini. Gramedia, misalnya, menyambut baik perkembangan ini sebagai proses yang sehat,” katanya.
*Buku sebagai Gaya Hidup*
Menanggapi pertanyaan mengenai masa depan toko buku di era digital, Christina menegaskan bahwa toko buku masih relevan jika mampu menjadi tempat yang menarik.
“Buku sekarang lebih dari sekadar bacaan; buku adalah bagian dari gaya hidup. Selama toko buku bisa relevan dan menarik hati pembaca, mereka akan tetap hidup,” jelasnya.
Doel Rohman menutup diskusi dengan catatan reflektif. Ia mengingatkan pentingnya menghidupkan kembali budaya membaca dan berdiskusi di kalangan mahasiswa.
“Pertemuan seperti ini penting untuk menjaga sastra tetap hidup di tengah perubahan zaman,” ujarnya.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama, diikuti dengan obrolan santai yang penuh keakraban. FSY 2024 terus berupaya menjadi ruang bertemunya sastra, perubahan, dan respons masyarakat yang “siyaga”.