“Angkringan ini menggambarkan kesederhanaan dan tempat bertemu. Semoga ini menginspirasi banyak pihak terutama di pasar-pasar tradisional,”ujarnya.
Ambar mengatakan, jika FAYK sukses dan diminati oleh masyarakat, maka nantinya akan ada FAYK yang di gelar secara bergantian di pasar-pasar tradisional yang ada di Kota Yogyakarta.
“Kita memiliki 29 pasar. Nantinya jika acara ini sukses dan terus bertumbuh baik mitra maupun kerjasama dari berbagai pihak. Kita akan bawa festival angkringan ini ke pasar-pasar tradisional,”katanya.
Ia berharap, dengan upaya yang dilakukan bersama mampu menumbuhkan perekonomian pasar. “Sehingga, pasar bukan hanya tempat yang memiliki bahan pokok tetapi juga menjadi tempat wisata, edukasi, budaya dan pengembangan kreatif. Jangan sampai pasar ilang kumandange,”imbuhnya.
Selaras dengan hal tersebut, Kepala UPT Pusat Bisnis, Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Agung Dini Wahyudi menjelaskan, Pasar Ngasem sebagai representasi lokasi pembangunan ekonomi kreatif dan event pariwisata.
Di samping itu, fungsi pasar tidak hanya sebagai tempat transaksi jual beli secara konvensional.
Ia berharap, para penjual mampu menjaga angkringan mereka sebagai salah satu identitas budaya Yogyakarta yang penuh dengan nilai kesederhanaan, keramahan, dan kebersamaan.
“Untuk para pengusaha angkringan, saya berharap untuk terus mempertahankan kualitas, kebersihan, dan pelayanan agar usaha ini dapat terus maju dan berkembang. Terimakasih sudah menjadi bagian FAYK Vol.2,”katanya