dan Jogja Blues Forum turut memeriahkan acara dengan menampilkan ragam ekspresi jazz yang berakar pada budaya lokal dan musik dunia.
Selain tampil gratis, acara ini mengusung konsep gotong royong, di mana masyarakat lokal turut berpartisipasi
dalam berbagai aspek pelaksanaan, mulai dari penyediaan tempat hingga menjaga kelancaran acara.
Dusun Kalimundu dipilih sebagai lokasi tahun ini dengan harapan dapat
mendekatkan musik jazz kepada masyarakat desa dan pengunjung dari berbagai kalangan.
Dengan tema Ngejazz Tanpo Ngasorake, Ngayogjazz ingin menghilangkan kesan eksklusif dari musik jazz
dan menghadirkan jazz sebagai medium yang bisa dinikmati oleh siapa saja.
“Musik jazz tidak seharusnya hanya bisa dinikmati di gedung megah atau kafe elit, tapi bisa hadir di tengah masyarakat,
di desa, dan dinikmati bersama-sama,” ujar salah satu panitia Ngayogjazz.
Ngayogjazz juga diharapkan menjadi wadah untuk mengenalkan budaya lokal Yogyakarta kepada musisi internasional,
seperti Nationaal Jeugd Jazz Orkest dari Belanda.
Hal ini menjadi bukti bahwa Ngayogjazz tak hanya tentang musik, tetapi
juga pertukaran budaya yang memperkaya pengalaman semua yang hadir.
Festival ini terbuka untuk umum dan tanpa biaya masuk. Namun, demi kenyamanan, panitia mengimbau
para pengunjung untuk datang lebih awal karena diharapkan antusiasme masyarakat cukup tinggi.
Ngayogjazz 2024 siap memberikan pengalaman berbeda bagi para penggemar jazz dengan suguhan
musik dari seniman lokal dan internasional yang sarat akan nilai-nilai kebersamaan.