Kasus seperti ini bukanlah yang pertama terjadi. Pada tahun 2023, kasus serupa (Mneg habisi nyawa) terjadi di wilayah Malang, di mana seorang pelaku juga melakukan tindak kekerasan karena alasan ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor ekonomi dan emosional sering menjadi pemicu utama tindakan kriminal. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih terbuka dalam mencari solusi atas masalah finansial dan emosional melalui bantuan komunitas atau pihak berwenang.
Kapolres Pasuruan, AKBP Jazuli Dani Iriawan, S.I.K., M.Tr.Opsla., mengimbau masyarakat untuk menjauhi tindakan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
“Selesaikan masalah dengan kepala dingin dan pendekatan kekeluargaan. Jika menghadapi kesulitan, libatkan keluarga atau tokoh masyarakat untuk mencari solusi. Konflik yang tidak segera diselesaikan bisa berujung pada tragedi seperti ini,” tegasnya.
Kapolres juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar guna mencegah tindak kriminal.
“Kami berkomitmen menjaga keamanan wilayah dengan tegas dan responsif terhadap segala bentuk kejahatan,” tambahnya.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya komunikasi dan penyelesaian masalah secara damai. Masyarakat diharapkan tidak segan untuk meminta bantuan kepada pihak berwenang atau tokoh masyarakat dalam menghadapi permasalahan. Selain itu, pendidikan mengenai manajemen emosi dan pengelolaan konflik juga penting untuk diajarkan sejak dini, baik melalui institusi pendidikan maupun komunitas lokal.
Hingga saat ini, pelaku telah ditahan dan sedang menjalani proses hukum. Polres Pasuruan memastikan penanganan kasus ini dilakukan secara transparan dan profesional demi keadilan bagi keluarga korban.
Comment