Pendaki tersebut melaporkan bahwa mereka menemukan Deko dan rekannya yang tengah turun dari puncak dalam kondisi memprihatinkan, yang saat itu sudah berad di area Shelter II. Saat itu Deko diduga menderita sakit dan hipotermia.
“dapat laporan itu, kami koordinasi dengan Satgas BPBD Kota Pagar Alam. Termasuk dengan kelompok relawan untuk melakukan operasi penyelamatan, total yang bergerak ada sekitar 46 orang” jelas Arindi.
Dirinya menceritakan, saat tim evakuasi berhasil mencapai Shelter II, didapati kondisi korban sudah tak bernyawa diduga kuat penyebabnya terkena hipotermia.
Saat itu juga, jasad Deko dimasukkan ke dalam kantong mayat. Medan sulit dan terjal cukup menyulitkan tim evakuasi. Jasad deko diturunkan secara estafet hingga ke pintu rimba.
“dipintu rimba, jasad korban diserahkan ke petugas medis yang sudah bersiap , dan dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Besemah, Kota Pagar Alam,” terangnya.
Arindi menilai, dari sisi perlengkapan pendakian, pihakya menyatakan perlengkapan tersebut telah memenui standar pendakian.
“tapi kita belum tau, apakah mereka memiliki pengalaman mendaki atau tidak, termasuk kondisi fisik yang cukup prima atau seperti apa,”terangnya.
Seperti diketahui, Gunung Dempo yang memikili tinggi 3.159 Mdpl itu memiliki Medan pendakian sangat menantang dan ekstrem.
“Pendaki harus memiliki perlengkapan memadai serta mempersiapkan fisik dengan baik, terutama bagi mereka yang belum terbiasa dengan medan terjal dan suhu dingin,” Pungkasnya. (*)
Comment