Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Majukan Mutu Pendidikan, SMN 4 OKU Gelar Pelatihan Penerapan Inklusi

×

Majukan Mutu Pendidikan, SMN 4 OKU Gelar Pelatihan Penerapan Inklusi

Sebarkan artikel ini

OKU, lensaperistiwa.id– Upaya majukan mutu pendidikan di kabupaten OKU, SMAN 4 OKU menggelar pelatihan intensif bagi para guru tentang penerapan pendidikan Inklusi metode pembelajaran interaktif.

Pelatihan inì di ikuti seluruh staf pengajar sekolah, yang bertujuan untuk membekali mereka  dengan pengetahuan dan keterampilan, yang relevan dalam mengelola pembelajaran yang inklusif serta lebih dinamis.

Kepala SMAN 4 OKU, Hj Jumiati SPd Menegaskan pentingnya pelatihan inì, sebagai bagian dari evaluasi rapor pendidikan sekolah yang menunjukkan kebutuhan akan peningkatan dibidang Inklusi.

“Kami ingin para guru memahami konsep pendidikan inklusi dengan lebih baik dan mampu menerapkannya di lingkungan kelas, sekaligus meningkatkan interaksi yang lebih aktif dan dinamis dengan siswa,” ujar Jumiati.

Jumiati juga menegaskan komitmen SMAN 4 OKU untuk menerima semua siswa, baik yang berkebutuhan khusus maupun tidak.

“Kami tidak membedakan siswa. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) akan kami terima dengan persiapan yang tepat, sehingga mereka bisa belajar bersama siswa lainnya,” tambahnya.

Pelatihan ini menghadirkan Darmawan Kristianto, SPd, Gr, Humas SLB Negeri di Baturaja, sebagai narasumber. Ia menyoroti pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi sekolah penyelenggara pendidikan inklusi.

“Masih banyak sekolah yang belum memahami secara penuh cara mengelola pendidikan inklusi. Oleh karena itu, kami memberikan materi tentang metode mengajar yang tepat bagi ABK, agar mereka bisa berbaur dengan siswa reguler,” jelasnya.

Darmawan juga menyoroti bahwa sejak 2012, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah mendorong deklarasi sekolah inklusi. Namun, di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), baru enam sekolah dasar yang menerapkannya.

Menurutnya, ABK memiliki beragam kebutuhan, termasuk anak dengan hambatan fisik, autisme, maupun kesulitan ekonomi, yang memerlukan pendekatan khusus di dalam kelas.

“Pendidikan inklusi menuntut sekolah untuk menyesuaikan kurikulum berdasarkan kebutuhan individu siswa. Misalnya, anak tunarungu membutuhkan guru yang menguasai bahasa isyarat,” kata Darmawan, menambahkan bahwa inklusi berarti memberikan ruang bagi semua anak untuk belajar bersama tanpa diskriminasi.

Dengan pelatihan ini, SMAN 4 OKU berharap dapat semakin memperkuat peran mereka sebagai penyelenggara pendidikan inklusi yang berkualitas, membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan di Kabupaten OKU. (*)

OKU

OKU, lensaperistiwa.id – Peringati Hari Ulang Tahun (HUT)…