Scroll untuk baca artikel
JOGJA

Happyend Menangkan Top Prize Golden Hanoman, Yohanna Sabet 5 Kategori Indonesian Screen Awards di JAFF19

×

Happyend Menangkan Top Prize Golden Hanoman, Yohanna Sabet 5 Kategori Indonesian Screen Awards di JAFF19

Sebarkan artikel ini

 

_”Dihadiri lebih dari 24,000 penonton dan pengunjung tahun ini, angka tertinggi sejak didirikan, JAFF berkomitmen untuk terus tumbuh tidak hanya semakin besar
namun tumbuh sehat bersama masyarakatnya”_

Jogja, lensaperistiwa.id – Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), festival internasional terbesar dan konsisten diselenggarakan sejak 2006 di Yogyakarta, Indonesia tahun ini memasuki edisi ke-19 dengan tema “Metanoia”, hari ini ditutup.

Melalui closing ceremony di hadapan para undangan penonton hari terakhir, diumumkan film Happyend karya sutradara Neo Sora meraih penghargaan tertinggi Golden Hanoman dan Viet and Nam karya sutradara Trương Minh Quý meraih Silver Hanoman.

Dan film Yohanna karya sutradara Razka Robby Ertanto terpilih menjadi pemenang penghargaan Indonesian Screen Awards sekaligus untuk 5 kategori, yaitu Best Film, Best Storytelling dan Best Director (Razka Robby Ertanto), Best Performance (Laura Basuki, Kirana Putri Grasela, Iqua Tahlequa) serta Best Cinematography (Odyssey Flores).

Sejak dimulai pada 30 November yang lalu, hingga hari terakhir ini tercatat lebih dari 24,000 pengunjung JAFF19 turut merayakan sinema Asia yang terus bertransformasi mencapai keunggulan.

Transformasi berkelanjutan sinema Asia tidak hanya merefleksikan pencapaian industri film yang terus bergerak namun juga menjadi refleksi manusia Asia yang terus memberikan support guna melewati segala tantangan global yang melanda kita semua terutama setahun terakhir ini.

“JAFF yang semakin dewasa ini terasa juga dari respon semua penonton dan pesertanya di tahun ini. Semoga semua bentuk antusiasme dan umpan balik dari semua peserta JAFF19 ini turut menjadi pendorong dan penggerak semakin bergairahnya perfilman Indonesia selama setahun mendatang,” ujar Ifa Isfansyah, Direktur Jogja-NETPAC Asian Film Festival.

Festival yang berlangsung selama delapan hari ini, menyelenggarakan sejumlah program non screening seperti public lecture, workshop, forum komunitas serta pelatihan untuk filmmaker.

Salah satu di antaranya adalah Masterclass bersama Tsai Ming Liang, tokoh sinema kontemporer yang
berpengaruh, terutama dalam gelombang baru sinema Taiwan.

Program masterclass ini menjadi salah satu yang paling dinanti bahkan sampai diikuti para filmmaker senior seperti Riri Riza, Mira Lesmana,
Kamila Andini, dan Ifa Isfansyah. Tiga film Tsai Ming Liang juga diputar selama JAFF, yaitu Vive L’Amour
(1994), Goodbye, Dragon Inn (2003), dan Abiding Nowhere (2024).