Baca Juga : Setengah Mabok, 3 Pak Ogah Diamankan
“yang telah mengikuti kegiatan pelatihan pembinaan kemandirian pembuatan kain jumputan, akan mengikuti kegiatan kerja pembuatan pembuatan kain jumputan,” terang Ike.
Dengan bimbingan instruktur dari Kriya Batik Musi, para WBP diberikan materi pengenalan alat dan bahan yang digunakan.
Kemudian dilakukan pembuatan pola pada kain, menjahit pola, mengikat kain, pewarnaan dan pengeringan kain, hingga proses produksi menjadi pakaian.
“Kain jumputan sendiri memiliki keistimewaan dari motif dan corak yang menarik nan estetik, sehingga memberikan keunikan tersendiri ketika dikombinasikan pada kemeja polos,” ucap Ike.
Sejauh ini, kata Ike para Warga Binaan Lapas Perempuan Palembang telah berhasil memproduksi kain jumputan dan dibuat menjadi mukenah, kemeja, dan baju batik.
Kepala Lapas Perempuan Palembang, Ike Rahmawati, merasa senang melihat semangat warga binaan untuk belajar dan tidak henti berkreasi. Dari hal yang awalnya mereka tidak bisa menjadi bisa dan mahir.
“Saya sangat mengapresiasi semangat belajar mereka. Mereka terus berproses hingga akhirnya bisa,” tutur Ilham Djaya.
Kakanwil mengatakan sangat mendukung kegiatan pembuatan jumputan ini. Selain untuk memberikan keahlian kepada warga binaan, kegiatan ini juga dapat melestarikan budaya dari Provinsi Sumatera Selatan.
“Sehingga di masa yang akan datang budaya ini akan tetap ada, dan kita bangga jika salah satu perajinnya adalah mantan warga binaan kita,” jelas Kakanwil
Kakanwil Kemenkumham Sumsel, Ilham Djaya juga berpesan agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan oleh warga binaan sehingga nantinya dapat meningkatkan keterampilan warga binaan LPP Palembang dalam pembuatan kain jumputan.
“Keahlian inilah yang penting untuk dimiliki oleh warga binaan, sehingga ketika sudah selesai menjalani masa tahanan, dapat digunakan untuk mendatangkan nilai ekonomi bagi dirinya dan keluarganya,” tutup Kakanwil. (*)
Comment