Selain membahas audit syari’ah, diskusi juga mencakup strategi pengelolaan infak dan sedekah agar lebih produktif dan tepat sasaran.
Berbagai ide inovatif diusulkan untuk memperluas manfaat program, seperti pemberdayaan ekonomi umat melalui dana infak dan pengembangan program sedekah kreatif berbasis teknologi.
Sekretaris BAZNAS Kota Yogyakarta, H.Misbahrudin, menambahkan bahwa keterbukaan dan kolaborasi antar BAZNAS akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat.
“Kita harus memastikan setiap rupiah dana yang diterima dapat dipertanggungjawabkan, baik secara administratif maupun syari’ah, sehingga keberkahan dapat dirasakan oleh semua pihak,” ujarnya.
Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi terbuka, di mana kedua pihak saling berbagi pengalaman dan ide untuk mengatasi tantangan pengelolaan ZIS DSKL.
Dalam sesi ini, dihasilkan beberapa rekomendasi strategis untuk diterapkan di masing-masing wilayah.
Kunjungan ini diharapkan menjadi langkah awal menuju kerja sama yang lebih erat antara BAZNAS Kabupaten Siak dan BAZNAS Kota Yogyakarta.
Dengan penerapan audit syari’ah yang baik, diharapkan pengelolaan ZIS DSKL dapat semakin optimal dalam memberdayakan masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan umat.
BAZNAS Kota Yogyakarta juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung program zakat, infak, dan sedekah sebagai wujud kontribusi dalam membangun kesejahteraan bersama.
“Setiap infak dan sedekah yang disalurkan adalah investasi kebaikan untuk keberlanjutan umat,” tutupnya.